STRESS AKIBAT KERJA
Stress adalah segala rangsangan atau aksi dari tubuh manusia baik yang berasal dari luar maupun dari dalam tubuh itu sendiri yang dapat menimbulkan bermacam-macam dampak yang merugikan mulai dari menurunnya kesehatan sampai kepada dideritanya suatu penyakit.
PENGERTIAN
Dalam bahasa teknik. Stress dapat diartikan sebagai kekuatan dari bagian - bagian tubuh.
Dalam bahasa biologi dan kedokteran. Stress dapat diartikan sebagai proses tubuh untuk beradaptasi terhadap pengaruh luar dan perubahan lingkungan terhadap tubuh.
Secara umum. Stress dapat diartikan sebagai tekanan psikologis yang dapat menimbulkan penyakit baik fisik maupun penyakit jiwa.
Stress secara umum merupakan tekanan psikologis yang dapat menyebabkan berbagai bentuk penyakit baik penyakit secara fisik maupun mental (kejiwaan).
Stress Sebagai Stimulus.
Stress sebagai variable bebas (independent variable) menitikberatkan pada lingkungan sekitarnya sebagai stressor.
Sebagai contoh: petugas air traffics control merasa lingkungan pekerjaanya penuh resiko tinggi, sehingga mereka sering mengalami stress akibat lingkungan pekeraanya tersebut.
Stress Sebagai Respon
Stress sebagai variable tergantung (dependent variable) memfokuskan pada reaksi tubuh terhadap stressor.
Sebagai contoh: seseorang mengalami stress apabila akan menjalani ujian. Respon tubuh (strain) yang dialami dapat berupa respon psikologis (perilaku, pola pikir, emosi dan perasaan stress itu sendiri) dan respon fisiologis (jantung berdebar, perut mulas-mulas, badan berkeringat dll).
PENYEBAB STRESS AKIBAT KERJA
Faktor Intrinsik Pekerjaan
Keadaan lingkungan kerja yang tidak nyaman
Stasiun kerja yang tidak ergonomis,
Kerja shift, jam kerja yang panjang,
Perjalanan ke dan dari tempat kerja
Pekerjaan beresiko tinggi dan berbahaya, pemakaian tehnologi baru, pembebanan berlebih, dll.
Faktor Peran Individu dalam Organisasi Kerja.
Beban tugas yang bersifat mental dan tanggung jawab dari suatu pekerjaan lebih memberikan stress yang tinggi dibandingkan dengan beban kerja fisik
Faktor Hubungan Kerja
Hubungan antara karyawan di tempat kerja adalah faktor yang potensial sebagai penyebab terjadinya stress
Faktor Luar Pekerjaan
Faktor kepribadian seseorang (ekstrovert atau introvert) sangat berpengaruh terhadap stressor yang diterima.
Konflik yang diterima oleh dua orang dapat mengakibatkan reaksi yang berbeda satu sama lain.
Perselisihan antar anggota keluarga, lingkungan tetangga dan komunitas juga merupakan faktor penyebab timbulnya stress yang masih akan terbawa dalam lingkungan kerja.
PENGARUH STRESS
Stress biasanya merupakan perasaan subjektif seseorang sebagai bentuk kelelahan, kegelisahan (anxiety) dan depresi.
Reaksi psikologis kepada stress dapat dievaluasi dalam bentuk beban mental, kelelahan dan perilaku (arousal).
Setelah beberapa lama mengalami kegelisahan, depresi, konflik dan stress di tempat kerja, maka pengaruhnya akan dibawa ke dalam lingkungan keluarga dan lingkungan social.
Bila tubuh mengalami stress, maka akan terjadi perubahan fisiologis sebagai jawaban atas terjadinya stress.
Sistem di dalam tubuh yang mengadakan respon adalah diperantarai oleh saraf otonom, hypothalamic-pituitari axis dan pengeluaran katekolamin yang akan mempengaruhii fungsi-fungsi organ di dalam tubuh seperti sistem kardiovaskuler, sistem gastro intestinal dan gangguan penyakit lainnya
Pengaruhnya sangat tergantung dari sifat dan kepribadian seseorang.
Dalam menghadapi stress, individu dengan kepribadian introvert akan bereaksi lebih negatif dan menderita ketegangan lebih besar dibandingkan dengan mereka yang berkepribadian ekstrovert.
Seseorang dengan kepribadian fleksibel atau luwes akan mengalami ketegangan yang lebih besar dalam suatu konflik, dibandingkan dengan mereka yang berkepribadian rigid.
MANAJEMEN STRESS
Redesain tugas-tugas pekerjaan
Redesain lingkungan kerja
Menerapkan waktu kerja yang fleksibel
Menerapkan manajemen partisipatoris
Melibatkan karyawan dalam pengembangan karier
Mengalisis peraturan kerja dan menetapkan tujuan (goals)
Mendukung aktivitas social
Membanagun tim kerja yang kompak
Menetapkan kebijakan ketenagakerjaan yang adil